“Pendidikan seks dimasukkan ke dalam pengajaran sekolah,
Aspek dan cara penyampainnya”
Pendidikan seks (sex education) adalah ilmu pengetahuan yang kita dapatkan yang berhubungan dengan jenis kelamin yang mencakup pertumbuhan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi, tentang menstruasi dan sebagainya sampai masalah perkawinan dan kehamilan pun dibahas di dalamnya.
Bagi sebagian orang, pendidikan seks dianggap sebagai ilmu yang hanya membahas tentang hubungan badan. Pendapat-pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Padahal, materi pendidikan seks ini sangat luas cakupannya dan salah satunya adalah hubungan badan dan reproduksi. Kenyataan yang terjadi saat ini adalah orang tua dan guru banyak yang menganggap bahwa pendidikan seks ini tidak perlu dipelajari, bahkan tidak sedikit orang tua dan para guru yang memilih untuk menghindar dan menanggap pendidikan seks ini tidak perlu diberikan kepada anak dan peserta didiknya. Padahal jika orang tua dan guru tidak mampu memberikan pendidikan seks kepada anak didik mereka, kemungkinan terbesar mereka akan mencari informasi tentang seks ini dari sumber-sumber lain, seperti internet, koran, majalah dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan bahwa informasi yang mereka dapat dari internet dan media lainnya akan menyesatkan mereka karena tidak adanya bimbingan dan pengawasan dari guru dan orang tua mereka.
Akhir-akhir ini banyak terjadi pergaulan bebas dikalangan pelajar dan mahasiswa. Semua tindakan dan pencegahan sudah dilakukan, tapi pergaulan bebas ini belum juga bisa dihentikan. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang seks dan kurangnya bimbingan dan pengajaran yang diberikan oleh guru dan orang tua mereka. Oleh karena itu, pendidikan seks perlu dimasukkan kedalam kurikulum pengajaran di sekolah mereka, mulai tingkat SMP, SMA sampai perguruan tinggi.
Belajar tentang seks berbeda dengan kita belajar keterampilan yang lain. Misalnya, saat kita belajar memainkan alat musik, kita dituntut untuk memainkan alat musik itu secara benar. Namun, belajar tentang seks bukanlah belajar bagaimana cara melakukan seks dengan baik melainkan bagaimana cara untuk menghindari dampak negatif yang timbul akibat aktivitas seks tersebut.
Ketika pendidikan seks dimasukkan kedalam pengajaran di sekolah, maka aspek dan penyampaiannya harus baik dan benar. Diantara aspek-aspek penyampaian seks yaitu, Pertama, aspek agama dimana para remaja memiliki dasar agama yang kuat sehingga mereka mengetahui hukum tetang hubungan laki-laki dan perempuan. Kedua, aspek ilmu pengetahuan. Dalam aspek ilmu pengetahuan pendidikan membahas tentang organ reproduksi, penyakit kelamin dan hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi manusia. Ketiga, aspek psikologis. Aspek psikologis berkaitan dengan rasa suka antar lawan jenis, dorongan menjalin hubungan dengan lawan jenis sampai dorongan melakukan hubungan seksual.
Cara penyampaian materi seks ini harus baik dan benar yang disesuaikan dengan aspek-aspek yang tersebut di atas. Dalam hal ini pendidik harus bisa menempatkan dirinya sebagai siswa tapi tidak melupakan statusnya sebagai guru. Pendidik bisa menyampaikan materi seks ini menggunakan media ekektronik, misalnya menggunakan proyektor LCD. Pendidik juga bisa menyampaikan materi seks ini di depan kelas dengan agar terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru, pendekatan secara personal pun perlu dilakukan dalam menyampaikan pendidikan seks. Pendekatan personal dapat memberikan kebebasan dan keleluasaan peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami tentang seks. Pendekatan-pendekatan seperti ini diharapkan bisa menjadi cara yang efektif dalam menyampaikan pendidikan seks serta mengarahkan siswa kepada cara berfikir yang positif dan tidak terjerumus kepada hal-hal negatif.
Selain itu, cara penyampaian pendidikan seks ini perlu disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Misalnya, penyampaian materi seks kepada siswa SMP. Selain mempelajari ilmu biologi, pendidikan seks pun perlu disampaikan oleh guru yang bersangkutan. Atau bisa juga memberikan pelatihan atau seminar yang dilakukan 1 mingu sekali atau 1 bulan sekali yang materinya bisa disampaiakan oleh dokter ahli atau petugas kesehatan masyarakat. Selanjutnya, penyampaian materi seks pada tingkat SMA. Seperti kita ketahui bahwa usia SMA adalah usia remaja, dimana mereka msih mencari tau jati diri merea sehingga pendidikan seks sangat diperlukan. Materi seks yang disampaikan lebih terperinci, diantaranya, penjelasan seks yang terperinci, penyakit menular pada organ reproduksi dan tindakan yang dilakukan untuk menghindari pergaulan bebas (free sex).
Sumber referensi :
· http://dokterkecil.wordpress.com
· Diunduh dari Edukasi Seks Sejak Dini
· Diunduh dari Mengapa Pendidikan Seks Dianggap Tabu?